5/23/2013

KECEPATAN TUMBUH


BAB I
PENDAHULUAN

I.  1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap organisme di jagat raya ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin (Dwijoseputro, 1994).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam ukuran pada sistem biologi. Secara umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel (Darmawan dan Baharsjah, 1983).
Selama pertumbuhan, organisme mengalami proses peningkatan atau pematangan aktivitas organ. Akibat dari pertumbuhan adalah terjadinya pertambahan penjang, lebar, diameter, dan dengan secara pasti akan diikuti pertambahan berat organisme (Puspitasari, 2011). Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.
I. 2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengamati pertumbuhan daun ketika dalam masa embrio pada biji kacang merah Phaseolus vulgaris.
I. 3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2012 pukul 14.00 sampai 16.00 WITA di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengamatan dilakukan selama 10 hari pada hari ke- 3, 6, dan 10 dari di belakang Himpunan Mahasiswa Biologi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya semua makhluk hidup di dunia ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan, setiap makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pada dasarnya pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan yang bersifat irreversible, artinya hanya berjalan ke satu arah. Adapun perkembangan adalah proses menuju kedewasaan, maksudnya suatu makhluk hidup akan tumbuh dari kecil menjadi besar. Sejalan dengan itu, juga terjadi kematangan alat-alat perkembangbiakan (Dwijoseputro, 1994).
Periode pertumbuhan tiap jenis tumbuhan berbeda, namun semua diawali dari proses yang sama, yaitu perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan. Embrio yang terdapat did lam bijimempunyai beberapa bagian, antara lain embrio akar (radikula), embrio daun (plumula), embrio pucuk (epikotil) dan embrio batang (hipokotil). Proses perkecembahan diawali ketika biji menyerap air (imbibisi) (Salisbury dan Ross, 1995).
Ada dua tipe perkecambahan, yaitu (Lakitan, 2007):
a. Epigeal, jika ditandai plumula muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah. Biasanya ditemukan pada tanaman dikotil.
b) Hipogeal, jika ditandai plumula dan kotiledon muncul di permukaan tanah. Biasanya ditemukan pada tanaman monokotil
Pola pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan (berbiji dikotil dan monokotil) ada 4 yaitu (Salisbury dan Ross, 1995) :
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Awal
Pertumbuhan awal dimulai dari sebuah biji yang didalamnya mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula yang akan tumbuh menjadi akar dan plumula yang akan tumbuh menjadi kecambah.
2.  Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Memanjang
Pertumbuhan tumbuhan hanya berlangsung pada bagian tertentu yang mengandung sel merismatik sehingga mengalami perpanjangan misalnya ujung akar dan ujung tajuk (pucuk), kambium pembuluh, nodus monokotil, dan dasar daun pada tumuhan rumput yang terjadi sebelum perkecambahan dan disebut pertumbuhan primer.
3.  Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Melebar Pada Akar dan Batang
Pertumbuhan melebar adalah terjadinya pelebaran pada beberapa bagian tumbuhan antara lain cambium pembuluh, nodus monokotil, dan dasar daun tumbuhan rumput yang terjadi setelah perkecambahan dan disebut pertumbuhan sekunder.
4. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Tahunan
Dalam pertumbuhan tahunan, setiap tahunnya terbentuk sebuah cincin (limgkaran) yang terbentuk dari pembuluh xylem. kambium intervaskuler akan tersambung dengan kambium intravaskuler yang membentuk suatu lingkaran konsentris, bentuk lingkaran konsentris pada tumbuhan dikotil sering disebut dengan lingkaran tahun.
Secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibagi dalam 3 (tiga) fase, yaitu (Faeth, 2010):
a.  Fase Embryo
Fase yang dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya embrio, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote diikuti dengan pembelahan sel sesudah itu terjadi pengembangan sel. Fase embryonis tidak terlihat secara nyata (tidak tergambar dalam kurve) dalam pertumbuhan tanaman, karena berlangsungnya di dalam biji.
b.  Fase Muda (Juveni)
Fase yang dimulai sejak biji mulai berkecambah, tumbuh menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daun – daun yang pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga dan atau berbuah yang pertama. Perkecambahan merupakan satu rangkaian yang komplek dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis, dan biokimia. Proses perkecambahan meliputi beberapa tahap, yaitu imbibisi yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan terjadinya hidrasi dari protoplasma, perombakan cadangan makanan di dalam endosperm, perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh enzym. ( amilase, protease, lipase), karbohidrat dirombak menjadi glukosa, gibberellin mengaktifkan produksi enzim amilase, embrio menyerap air dan proses perkecambahan dimulai, gibberellin berdifusi dari embrio menuju lapisan aleuron, sel-sel dalam lapisan aleuron merespon dengan melepaskan enzim pencerna seperti amilase, enzim mencerna pati di dalam emdosperm menjadi gula dan molekul lain yang diperlukan embrio untuk tumbuh.
c.  Fase Menua dan Aging ( Senil/Senescence )
Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya senescence, misalnya penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat terjadinya senescence daun, penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman, pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan yaitu (Meutya, 2011):
A. Faktor Ekstern
1)  Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
2) Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara, kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
3)  Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan. Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
4)   Faktor Cahaya Matahari, sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
B. Faktor Intern 
Faktor internal adalah segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri yaitu meliputi gen dan hormon.
a. Gen 
           Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar karene  setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
 b. Hormon
        Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon, hormone berpengaruh besar pada pertumbuhan tumbuhan. Dalam pertumbuhan ini peran hormon ini sangatlah penting karena sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu tumbuhan. Berikut adalah daftar hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Beberapa hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu (Heddy, 1996):
1.   Auksin
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah Avena sativa. Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan). Fungsi auksin, yaitu, Merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan buah, Merangsang pemanjangan titik tumbuh. Mempengaruhi pembengkokan batang.Merangsang pembentukan akar lateral.Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin                                          
Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926. Fungsi gibberellin, yaitu Merangsang pembelahan sel kambium.Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya dan Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
3. Sitokinin
Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain. Fungsi sitokinin yaitu Merangsang proses pembelahan sel. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar. Dan Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan pada tumbuhan. seperti suhu rendah pada lingkungan, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radia
4. Gas Etilen
Gas etilen merupakan hormone tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas. Fungsi gas etilen, yaitu:
a. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
b. Mendukung pematangan buah.
c. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
d. Mendukung proses pembungaan.
5. Asam Absisat (ABA)
Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
7. Asam Traumalin
Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan dan Baharsjah, 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta.
Dwijoseputro, D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanaman. Gramedia, Jakarta
Faeth, Stanley H., 2010. Reduced Wind Speed Improves Plant Growth in a Desert City. National Science Foundation, Arizona.
                                                  
Heddy, S., 1996. Hormon Tumbuhan. P.T. Raja Grafindo, Jakarta.

Lakitan, Benyamin, 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Meutya, Dezi, 2011. Pertumbuhan Tanaman. http://dezimeutya.blogspot.com/, Diakses pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2012 pukul 21.00 WITA.

Puspitasari, Vina, 2011. Pertumbuhan dan Perkembanganhttp://vina-puspitasari blogspot.com/, Diakses pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2012 pukul 19.00 WITA.

Salisbury, F.R., dan C.W. Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Institut Teknologi Bandung, Bandung.


1 komentar:

Unknown mengatakan...

thankss,,,,

Posting Komentar