I. Sistem integument pisces
Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang
dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan
tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan
lingkungan dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang kompleks.
Integumen sekalian hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga lalulintas
air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas. Epidermis tidak
dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh darah, keperluan metabolisme diperoleh
secara difusi, karena itu kecenderungan dari sel-sel yang paling di luar untuk
menjadi mati dan lepas sangat besar sekali. Epidermis bagian dalam terdapat
lapisan sel yang disebut stratum germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam melakukan pembelahan
untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk persediaan
pengembangan tubuh.
Dermis yang didalamnya terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan
pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang susunannya lebih
kompak dari pada epidermis. Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam
lapisan ini. Lapisan dermisi berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang
bersisik, dan derivat-derivat kulit lainnya.
a.Lendir
Umumnya ikan yang tidak bersisik
memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal dibanding dengan ikan yang
bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan dipengaruhi oleh kegiatan
sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam epidermis. Kelenjar
ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu, misalnya pada saat
ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding pada saat atau
keadaan normal.
b. Sisik
Pada tubuh dan ekor di epidermis terdapat sisik yang masing-masing
tertanam dalam saku dermal dan tumbuh sepanjang hidup. Berdasarkan bentuk dan
bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima
jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
a. Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar
yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang
letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa
duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur
exoskeleton yang primitif yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran
sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan
pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis.
Sisik placoid
Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal
denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari
sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila
dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu
merupakan derivate dari sisik.
b. Sisik Cosmoid
Sisik Cosmoid
c. Sisik Ganoid
d.Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik cycloid berbentuk bulat. Pada sisik ini akan tampak lingkaran yang berbeda-beda pada
ikan yang hidup di daerah yang berempat musim. Sisik ctenoid, berbentuk bulat
agak lonjong, berduri kecil-kecil pada bagian anterior, sedang pada posterior
memecah diri menjadi beberapa bagian. Perbedaan antara sisik cycloid dengan
ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii
beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah
bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya
sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya
secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan
seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang
lebih cepat.
Amf ibi bernapas
dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit tersusun atas , epidermis, dan
dermis yang terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan
sel germ yang selalu menghasilkan lapisan jangat yang setiap waktu bisa
terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan jagat dibentuk
lapisan jangat baru, swaktu lapisan jangat yang lama terkelupas telah ada
penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali.
Pada dermis terdapat
jaringat ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan seperti
karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah dalam
dari dermis terdapat jaringat-jaringan padat berupa jaringan ikat selanjutnya
disebalh bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah.
III. Sistem
Integumen Reptil
Tubuh reptil umumnya
tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk,terkecuali anggota suku
Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh
cecak, ataupun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung
kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi
lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang
dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai
osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid(cenderung
datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memilikigigir
memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).
Perbedaan bentuk dan
komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentif ikasispesies hewan tersebut.Integument pada
reptilia umumnya juga tidak mengandungkelenjar keringat.Lapisan terluar dari
integument yang menanduk tidak mengandungsel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan
lama-lama akan mengelupas.Permukaan lapisan epidermal mengalami
keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilangapabila hewan berganti kulit. Pada
Calotes (bunglon) integument mengalami modif ikasiwarna. Perubahan
warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis
yangterkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam - macam. Pada calotes(bunglon)
perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol system
IV.
System
Integumen Aves
Tubuh
dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan
muncul bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan,
fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat resisten. Pertumbuhan serupa
pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya
sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput
epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral
kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh
darah sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan
susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
a. Filoplumae,
sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b. Plumulae,
berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
c. Plumae,
merupakan bulu yang sempurna (contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :
a.
Tectrices, yang menutupi badan.
b.
Reetrices, yang berpangkal pada ekor,
vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai komudi.
c.
Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi
atas :
1.
Remiges primariae yang melekatnya secara digital
pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia.
2.
Remiges secundariae yang melekatya secara
cubital pada radiol ulna.
d.
Parapterum, yang menutupi daerah bahu.
e.
Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel
pada poluk (ibu jari).
V.
Sistem Integumen Pada Mamalia
Binatang menyusui atau
mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya
kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar
adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam
adalah hipodermis.
Epidermis
Epidermis adalah
lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium berlapis
dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang
jelas tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis,
epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran kelenjar keringat menembus
epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut, dan
di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil
dermis di bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang
paling atas sampai yang terdalam):
1. Stratum Komeum,
terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum,
lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak
kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum
lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di tengah
dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
4. Stratum Spinosum, pada
lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi
sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus
mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan
malfigi, dan juga terdapat sel langerhans.
5.
Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas
mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara
konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal
ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan stratum germinativum ini
merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit
Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel
rambut, kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan
kollagen, yang sangat penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas
kulit. Selain itu pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk
merasakan sensasi raba dan nyeri.
Hipodermis
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak
sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam
mempertahankan panas tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar